Fakultas Kedokteran Unika Beri Pelatihan Garda Terdepan

Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata, dr. Indra Adi Susianto, M.Si.Med, Sp.OG saat menyampaikan materi pelatihan

Pandemi COVID-19 berimbas pada peningkatan kebutuhan Alat Pelindung Diri ( APD). Kejadian yang tidak terprediksi ini menyebabkan seluruh dunia mengalami krisis, dimana petugas kesehatan kekurangan APD. Kondisi tersebut menyebabkan tenaga medis harus menggunakan APD seadanya saat menangani pasien sehingga kualitas pelayanan kesehatan tidak seperti sebelum pandemi.

Pahlawan kesehatan mengorbankan jiwa raganya dan berguguran dalam menangani lonjakan jumlah pasien sebagai dampak pandemi.  Hal ini cukup membuat hati terluka karena jumlah pahlawan kesehatan masih kurang dan belum terdistribusi merata di seluruh Indonesia. Menjaga dan menjamin keselamatan kerja pahlawan kesehatan merupakan suatu prioritas di Indonesia.

Berdasarkan informasi tersebut Fakultas Kedokteran Soegijapranata membentuk Tim FK Unika Peduli  pada tanggal 29 Maret 2020 yang tergerak untuk membantu kebutuhan vital  petugas medis di garda terdepan dengan pemberian APD serta melakukan berbagai pelatihan pemakaian APD agar tetap maksimal dalam melayani pasien ditengah pandemi.

Tim FK Unika Peduli dengan bantuan para dermawan sebagai donator telah melakukan distribusi APD berupa 500 coverall (baju pelindung), face shield (pelindung wajah), vitamin dan hand sanitizer yang  diproduksi secara bertahap dan lolos uji coba agar efektif untuk pencegahan infeksi.

Distribusi APD ditujukan ke 37 puskesmas di Kota Semarang. Penetapan distribusi ini mempertimbangkan agar kinerja puskesmas sebagai garda terdepan dalam pemberi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif tetap maksimal dimasa pandemic dan akan terus akan didistribuskan lebih luas ke beberapa wilayah DTPK (Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan Terluar) dimana ketersediaan APD sangat minimal.

FK Unika Peduli tidak henti melakukan pengabdian yang merupakan tridarma perguruan tinggi yaitu membangun jiwa sosial dan kreatifitas dengan  mengorganisir koordinator lapangan, donatur, distribusi bantuan dan sebagainya.

FK UNIKA Soegijapranata mendidik para mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk belajar untuk mengetahui kebutuhan lapangan menjadi inisiator dalam memberikan bantuan, meningkatkan status kesehatan masyarakat dan menyadarkan bahwa pandemi ini bisa teratasi dengan kerjsama semua pihak.

Oleh : dr. Jessica Christanti, M.Kes, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata

Read More

Mengatur Stres dikala #WorkfromHome: Kunci Lawan Corona

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19. Melansir sejumlah media, Gubernur Anies Rasyid Baswedan, secara resmi menghimbau agar perusahan di Ibu Kota agar memperpanjang masa pemberlakukan bekerja dari rumah (work from home) yang awalnya sampai 5 April kini menjadi 19 April 2020. Pembatasan mobilitas masyarakat dilakukan demi menekan angka penyebaran virus corona. Seperti kita ketahui bersama, Jakarta menjadi episentrum kota di Indonesia dengan jumlah kasus pasien positif terbanyak.

Keputusan pemerintah pusat untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu juga makin memperkuat alasan bagi kita untuk tidak keluar rumah jika tidak benar-benar dibutuhkan. Ini demi keselamatan dan kesehatan bersama.

“Untuk mengatasi dampak wabah tersebut, saya telah memutuskan dalam rapat kabinet bahwa opsi yang kita pilih adalah pembatasan sosial berskala besar,” ujar Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3/2020).

Kebijakan ini tak ayal membuat karyawan yang biasanya beraktifitas di Jakarta harus ikhlas menahan diri untuk tetap berada dirumah. Namun langkah physical distancing dengan pemberlakukan masa kerja di rumah ternyata menimbulkan masalah lain. Belakangan ramai anggota masyarakat yang masih sehat mengaku mengalami gangguan kesehatan mental. Suatu hal yang mungkin tidak banyak dibicarakan khalayak, atau malah malu sehingga dihindari oleh sebagian orang untuk dibahas.

Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan sejumlah organisasi layanan psikolgi di Jakarta, sejak pekan lalu membuka layanan konsultasi gratis bagi mereka yang merasa mengalami ganggun kesehatan mental seperti stress selama masa isolasi ini. Jumlah orang yang menghubungi untuk mendapatkan layanan konseling makin hari semakin banyak. Orang yang mehubungi untuk mendapatkan koseling pun cukup beragam. Keluhan stress umumnya banyak dirasakan oleh pria-wanita dari dewasa muda hingga lansia, dengan rentang usia 20an sampau 76 tahun.

“Keluhan pasien yang datang beragam. Biasanya ada takut terpapar (corona), khawatir berlebihan hingga merasa jangan-jangan sudah tertular, dan bahkan kangen teman kerja,” tutur Zahrasari Lukita Dewi, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Aya (sapaan Zahrasari) mengungkapkan mayoritas pasien yang ia tangani adalah pekerja kantor dan mahasasiswa. Umumnya mereka yang tinggal sendiri atau jauh dari keluarga. Menurutnya, mereka ini biasanya menjadikan rutinitas dan tempat kerja mereka sebagai pengalihan untuk mengobati kesendirian mereka.

Namun tidak sedikit juga yang mengaku jenuh karena terjebak pada rutinitas yang membosankan, ruang gerak yang sama dan terus bertemu dengan orang yang sama. Dalam kasus tertentu, WFH juga memparah kondisi seorang yang sejak awal sudah mengalami gangguan kesehatan mental.

“Jaga diri dan orang-orang yang kita kenal, baik secara fisik dan mental. Stres boleh dialami oleh setiap orang dan wajar, tapi yang perlu diingat kalau stress harus diatur dengan baik. Stress berlebih akan sangat menguras energi. Padahal tubuh membutuhkan antibodi dibutuhkan untuk melawan virus,” ujar Aya

Aya merekomendasikan untuk atur waktu dengan kegiatan yang produktif dan konstruktif. Terbuka dengan kondisi diri jika mengalami kebosanan atau stress. Aya menyebut ini merupakan saat yang tepat untuk merekoleksi diri sendiri dengan memperhatikan apa yang diri kita butuhkan setelah selama ini terfokus dengan ragam kegiatan.

Tujuan utama dari konseling yang diberikan oleh HIMPSI adalah untuk membantu rekan-rekan yang harus bekerja, atau belajar, dari rumah agar dapat tetap melakukakan kegiatan mereka secara produktif dan meredakan rasa stress. Konseling tidak hanya berhenti sampai setelah sesi berakhir tapi dilakukan follow up untuk melihat keberhasilan sesi konseling sebelumnya dan apakah pasien membutuhkan pendampingan lebih lanjut.

 

Physical Distancing: the new normal

Dra. Eunike Sri Tyas Suci, PhD, Psikolog., sebut bahwa kini adalah fenomena baru yang disebut the new normal. Pada pekan yang akan datang diprediksikan kalau masyarakat akan mengembangkan tren baru dimana orang sudah mulai “beradaptasi” dengan pola rutin #stayathome yang sudah hampir satu bulan terkahir dijalani.

“Dengan adanya Covid-19 kita mencoba untuk beradaptasi dengan kewajaran baru (new normal. Sebelumnya ketika bertemu orang normal untuk saling bersalaman kini normalnyatidak salaman,” ujar dosen Magister Psikolog Unika Atma Jaya ini.

“Setelah hampir empat minggu ini harusnya masyarkat sudah mulai dengan terbiasa dengan kebiasaan dan norma baru. Saya melihat bahwa kita mengikuti sebuah transisi baru prilaku masyarakat kita, yang awalnya panik luar biasa sekarang masuk minggu kelima terbiasa dengan tren yang begitu saja. Saya berharap sekarang ini keluarga-keluarga sudah mulai teradaptasi dengan gaya hidup baru ini, stay at home ini,” jelas Tyas yang juga Ketua Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia.

Mengenai budaya kumpul-kumpul dan bersosialisasi yang kental dalam masayarkat Indonesia, Tyas sebut kalau hal itu normal karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan hal ini dialami oleh tiap kelompok masyarkat,

“Secara psikologis umur remaja dan remaja akhir, kecendrungan untuk ingin bersama-sama dengan peer groupnya dan itu normal dan kalau harus di rumah pasti stress sekali. Siapa dan dari belahan dunia mana pun kita berasal, manusia adalah social being yang perlu dan selalu ingin untuk berinteraksi. Ini akan memang menjadi tantangan tersendiri”

Tyas memang mengakui kalau kondisi sekarang sangat berpotensi untuk memicu tekanan kesehatan mental. Untuk itu Tyas sangat merekomendasikan agar seorang tetap terhubung dengan rekan, keluaraga, teman dari lingkungan pergaulan kita. Merangkum anjuran yang dikeluaran Association Psychology American dan American Psychiatric Association, Tyas merekomendasikan beberapa hal sederhana agar seseorang terhindar dari stress selama masa #WFH dan memberikan energi:

 

  1. Stay connected. Tetap terkoneksi secara sosial dengan teman-temen. Gawai kini amat memudahkan manusia modern untuk terhubung dengan sesamanya. Bangun komunikasi untuk mendiskusikan hal-hal baik dan membangun energi dan tidak melulu mengenai pademi.
  2. Batasi informasi mengenai corona. Paparan informasi yang tiap saat membanjiri group WhatsApp sering membuat kita tidak lagi bisa memilah masa berita yang benar sehingga membuat kita menjadi stress dan cemas. Tyas merekomendasikan kita untuk pilah berita dari paltfom berita tertentu dan batasi waktu konsumsi berita. Cukup dua kali dalam satu hari.
  3. Ikuti saran dari WHO.

Tyas menilai kalau situasi ini menjadi suatu kesempatan yang baik bagi keluarga di Indonesia. Budaya komunal, atau budaya bersama-sama, yang kental dalam keluaraga dan masyarakat Indonesia seharusnya membuat kita tidak kesulitan untuk tetap kerasan untuk tetap tinggal di rumah dan berinteraksi dengan keluaraga.

“Saya berharap dengan budaya komunal menjadi kekuatan untuk keluarga Indonesia untuk bisa tetap di rumah,” tutup Tyas.

Bagi Tyas ini menjadi suatu kesempatan baik untuk memperbaiki hubungan keluarga yang mungkin sempat memudar atau renggang karena mobilitas harian yang tinggi, khususnya bagi keluarga di kota metropolitan.

Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya juga membuka layanan konseling online khusus pandemic Covid-19 dengan menghubungi alamat surel layananpsi.fp@atmajaya.ac.id atau melalui WA ke 0812 986 91914 setiap hari kerja mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB (HCR)

Read More

Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan, agar Pembelajaran Daring menjadi Positif dan Menyenangkan di PMLP Unika

Kegiatan pembelajaran daring yang sudah dijalani selama satu bulan, tampaknya mulai diadaptasi oleh para mahasiswa. Tentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, pembelajaran daring mau atau tidak mau memang harus dijalani untuk memutus mata rantai pandemi virus Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia.

Hal ini untuk mendukung  imbauan pemerintah agar proses pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi harus dilakukan secara daring, tak terkecuali bagi mahasiswa Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata. PMLP sebelum adanya pandemi Covid-19 ini sudah melaksanakan pembelajaran daring bagi dosen dan mahasiswanya.

Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Program PMLP Unika Hotmauli Sidabalok SH CN MHum, dalam wawancara singkat di sela-sela kesibukannya dalam melaksanakan pembelajaran daring.

“Pada awalnya sebelum pandemi virus Covid-19, PMLP sudah melaksanakan pembelajaran daring secara regional maupun antar negara atau internasional melalui Skype. Namun dengan mewabahnya virus Covid-19, ditambah adanya pemberlakuan kuliah online di seluruh kampus di Indonesia oleh pemerintah, maka untuk pembelajaran daring, kami menggunakan platform cyber learning yang difasilitasi oleh Unika Soegijapranata,” kata Hotmauli Sidabalok.

Platform  https://cyber.or.id/ digunakan oleh para dosen baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, salah satunya adalah perkuliahan Dr Datuk Ary Adriansyah Samsura yang melaksanakan pembelajaran daring dari Radboud Universiteit Nijmegen Belanda.

Dr Datuk Ary Adriansyah Samsura yang merupakan salah satu dosen PMLP Unika Soegijapranata juga mengajar di Radboud Universiteit Belanda, maka pembelajaran daring menjadi solusi dalam pelaksanaan kuliah online bagi mahasiswa PMLP, imbuhnya.

“Jadi kami tetap menjaga penuh pertanggungjawaban terhadap mahasiswa, baik menjamin kuantitas minimal perkuliahan dan kualitas. Kewajiban Dosen untuk melakukan tatap muka minimal 14 kali tetap terpenuhi. Platform ini pun membantu menjamin kualitas pertemuan. Platform Cyber Unika Soegijapranata memberikan ruang yang sangat luas bagi mahasiswa untuk bertanya dan berdiskusi, seringkali menurut pengakuan mereka,  waktu perkuliahan melebihi dari jadwal yang biasanya ditentukan,” ujar Hotmauli Sidabalok.

Menanggapi pembelajaran daring yang dilakukan oleh PMLP Unika, salah satu mahasiwinya yang bernama Dewi Kartika Maharani Praswida saat ditanya tentang pembelajaran daring yang dijalaninya, Ia mengemukakan pendapatnya,

“Kuliah online khususnya yang berlangsung di PMLP cukup efektif apalagi dengan menggunakan video dengan Big Blue Button itu lebih memperjelas lagi, ditambah dengan bahan ajar yang mudah dipahami, keterbukaan dan kesiapsediaan dosen untuk dimintai penjelasan bahkan di luar jam kuliah, serta tugas kuliah yang bukan membuat stres namun malah semakin menambah wawasan,” ucap Dewi.

Mengenai perkuliahan online dengan Dr Datuk Ary Adriansyah Samsura, terus terang untuk semester ini saya baru pertama kali mengikuti perkuliahan dengan beliau dan sangat menyenangkan, beliau sangat terbuka, aktif dan menerima setiap argumen tanpa penghakiman sekalipun pendapat mahasiswanya kadang out of topic, sambungnya.

Maka bagi saya sebetulnya ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam mengikuti pembelajaran daring supaya lebih menyenangkan dan memberikan efek positif bagi mahasiswa, yaitu (1) dalam menjalani kuliah online kita harus fokus, saat pembelajaran jangan disambi dengan kegiatan lain-lain yang memecahkan konsentrasi, (2) selain itu buatlah daftar tugas-tugas beserta due date  atau batas waktunya secara jelas, dan (3) buatlah target-target penyelesaiannya agar tidak terbengkalai, tutupnya. (FAS)

 

 

Read More

Membuka Mata Hidupkan Kepedulian: Sivitas Atma Jaya bergerak untuk Pandemi Covid-19

Jakarta, 31 Maret 2020 – Usaha untuk memutus mata rantai penyebaran pandemic virus corona atau covid -19 terus digaungkan oleh segala pihak. Hal ini jelas harus jadi perhatian bersama mengingat sudah satu bulan sejak dua kasus pertama mencuat ke ranah public. Per 31 Maret Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 1.528 kasus pasien positif dan 136 jumlah kasus pasien meninggal dunia.

Kini sudah hampir dua pekan banyak perusahan di Ibu Kota memberlakukan #workfromhome. Bagi Unika Atma Jaya sendiri, kini sudah berjalan dua pekan sejak terbitnya Surat Edaran Rektor yang meminta agar kegiatan perkuliahan dialihkan pada platfom daring. Perkuliahan secara daring tersebut didukung fasilitas pembelajaran menggunakan sarana Microsoft Teams, Learning Managament System Model (LSM) Moodle, AtmaZeds dan Panopto, juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dan jurnal online yang disediakan untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar terus berjalan demi dukung kampanye #dirumahaja.

Seperti yang diunggah oleh Kepala Program Studi Magister Admnistrasi Bisnis, Dr. rer.pol. Agung Nugroho pada laman  jejaring sosialnya, pada Senin (30/3) misalnya. Beliau berbagai cerita bahwa Program Studi Magister Administrasi Bisnis telah berhasil menyelenggarakan sidang proposal penelitian untuk mahasiswanya yang sedang menulis Tesis melalui platform belajar daring.

“Di saat krisis seperti ini, tugas kita sebagai akademisi juga memberikan semangat kepada anak didik kita, apalagi mahasiswa pasca yang sebagian besar membiaya kuliah mereka sendiri.  Prinsipnya selalu mencari jalan keluar dan berpikir positif. Kendala yang muncul karena adanya pandemi Covid-19 ini tidak menghalangi kita untuk menjadi kreatif dan produktif. “

Layanan konseling Atma Jaya juga menganjurkan demikian karena berpikir positif berperan meningkatkan imun tubuh sehingga dapat menghindari penularan virus tersebut.

 

 Akademisi dan Tenaga Kependidikan Berbagi

Ditengah himbauan untuk tetap di rumah saja, tidak semua bisa melakukannya. Diantaranya adalah para pekerja harian.  “Hati kami terketuk saat melihat penjahit keliling dekat rumah saya yang mengatakan pendapatan mereka turun drastis.  Saya dan teman-teman kolega di program studi Farmasi UAJ tergerak untuk membantu dengan memesan masker dari kain.   Setelah masker selesai, kami cuci bersih dan dibungkus, untuk kemudian dibagikan kepada pekerja lepas harian yang masih bekerja seperti tukang sampah, ojol, driver, kurir kiriman, dan lain sebagainya yang berada di seputar rumah.  Selain itu kami juga membuat hand sanitizer dan membagikan kepada mereka.  Yang kami kerjakan nilainya tidak besar sekali tapi ini yang bisa kami lakukan untuk bersama-sama meringankan beban pemerintah.” Fonny Cokro Kaprodi Farmasi UAJ.

Tenaga kependidikan juga tidak ketinggalan untuk berpartisipasi dengan menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan kesehatan yang merupakan garda depan di Rumah Sakit Atma Jaya, Pluit. Bantuan dari dana yang terkumpul dibelikan logistik tambahan seperti susu dan sereal untuk segera dapat dibagikan. Meskipun kecil, inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kesegaran bagi mereka.

Akademisi Fakultas Hukum UAJ juga memberikan layanan konsultasi hukum terkait kontrak, PHK, waris dan hukum kesehatan yang semuanya terkait pandemic covid-19. Konsultasi Layanan Hukum Online Atma Jaya dilakukan melalui WA  0812 8598 4320.  Tidak ketinggalan dari Fakultas Psikologi UAJ yang memberikan layanan konseling terkait kesehatan mental bekerja sama dengan HIMPSI pusat.  Tidak sedikit juga orang yang merasa terisolasi, terbatas ruang gerak sehingga menggiring pada stres. Kecemasan berlebih karena takut tertular Covid-19 dan kebingungan karena bahan makanan yang kian menipis juga menjadi beberapa kasus yang belakangan popular bagi mereka yang mererapkan #dirumahaja. Dilansir dari beberapa media, hal ini tentu wajar bagi seseorang yang mengalami perusahan drastis dari kegiatan dinamis harian yang mereka lakukan berubah pada ritme lambat dan terbatas.  Layanan konseling online psikologi melalui WA  0812 986 91914 dan email layananpsi.fp@atmajaya.ac.id

Beberapa contoh di atas adalah sebagian hal yang dilakukan oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi covid-19.  Semua sector memang terdampak, tetapi ini juga merupakan kesempatan bagi setiap anak bangsa untuk meletakan sejenak kepentingan pribadi, berbela rasa dan melakukan sesuatu walaupun kecil tapi bermakna bagi lingkungan sekitar.  Seperti semangat Lustrum 60 Atma Jaya: Dari Atma Jaya untuk Indonesia.

 

Read More

Praktek Lab Hardware di Prodi Teknik Informatika Unika Bisa Dari Rumah

Seperti yang telah banyak kita baca selama ini mengenai Industri 4.0 dan Society 5.0, bahwa teknologi telah membuat masyarakat kita terkoneksi. Salah satunya adalah perangkat-perangkat lab yang sebelumnya hanya bisa dioperasikan langsung di dalam laboratorium, kini bisa di-remote dari rumah saja. Sehingga mahasiswa yang belajar di rumah bisa tetap melaksanakan praktek di lab hanya dengan terkoneksi melalui internet. 

Kegiatan pembelajaran daring yang dilakukan oleh Unika Soegijapranata selama ini tetap menekankan pada kualitas pembelajaran dan perkembangan proses belajar mahasiswa agar minimal sama kualitasnya seperti pembelajaran tatap muka biasa. Untuk memenuhi tujuan itu, banyak inovasi dilakukan oleh program studi (prodi) di Unika Soegijapranata dalam memastikan mahasiswa tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah penyediaan fasilitas laboratorium bagi mahasiswa prodi Teknik Informatika seperti yang dijelaskan oleh salah satu dosen Prodi Teknik Informatika Unika YB Dwi Setianto ST MCs, Senin (20/4).

“Saya saat ini mengampu mata kuliah Internet of Things (IOT) yang basicnya adalah embedded system yaitu suatu sistem yang mandiri dan tidak perlu komputer untuk berjalan. Jadi sebuah mikrokontroler melalui internet yang bisa dikontrol, mengirimkan data dan sebagainya dari internet,” jelas Dwi Setianto.

Dengan kondisi pandemi covid-19 ini ada beberapa kesulitan yang kami alami, antara lain adalah beberapa mahasiswa yang terlanjur pulang kampung, mereka lupa membawa alat-alatnya yang akan digunakan untuk praktek, kemudian ada juga mahasiswa yang belum sempat membeli alat-alatnya, sehingga kita di Prodi Teknik Informatika mencari solusi untuk problem tersebut, salah satunya adalah penyediaan alat yang rangkaiannya ada di laboratorium.

Kemudian karena prodi Teknik Informatika basis utamanya adalah di algoritma dan pemrogramannya, maka kita sendiri berpikir jangan sampai mahasiswa ada kendala dalam praktek keilmuannya, maka kita sediakan alat di laboratorium yang bisa diakses dari rumah dan mahasiswa bisa mencobakan programnya sekalipun tidak punya alatnya, kemudian secara visual mereka bisa mengamatinya melalui video live yang kita sediakan. Jadi para mahasiswa bisa mengeksekusi programnya dan melihat hasilnya melalui kamera, lanjutnya.

“Para mahasiswa dalam menggunakan fasilitas alat di lab hanya membutuhkan browser dan koneksi internet saja,” imbuhnya.

Maka para mahasiswa tidak perlu khawatir tentang pembelajaran daring di prodi Teknik Informatika, karena kami akan selalu mencari cara untuk mengatasi problem, salah satunya adalah pengadaan alat dari laboratorium yang bisa diakses dari rumah, tutupnya. (FAS)

—–

Read More

Situasi Pandemi Virus Corona: LKM USD Realisasikan Sembako Bagi Mahasiswa Yang Membutuhkan

Universitas Sanata Dharma (USD) membentuk Tim Pencegahan Penyebaran Virus Corona yang meliputi Tim Akademik diketuai Wakil Rektor 1, Tim Kesehatan diketuai Wakil Rektor 2, dan Tim Kemahasiswaan diketuai Wakil Rektor 3. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Kemahasiswaan melalui Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa (LKM) merealisasikan penyediaan bahan makanan untuk mahasiswa, bahan makanan ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan (terutama yang tinggal di kost). Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk meringankan mahasiswa dalam menghadapi realitas yang hanya bisa berada di kost saja serta banyaknya warung-warung makan yang tutup. Selain tujuan tersebut, diharapkan mahasiswa tetap dapat melangsungkan belajar dari rumah (kuliah secara online).

Masyarakat umum boleh ikut ambil bagian dalam usaha untuk meringankan kondisi tersebut. USD membuka bagi donatur-donatur yang ingin berbagi sebagian hartanya untuk ikut terlibat membantu meringankan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para mahasiswa ini. Kebersamaan masyarakat yang mempunyai kerelaan dan kemurahan hati untuk membantu ditampung dan direalisasikan dalam bentuk sembako. Sembako yang diberikan berisi 5kg beras, 1kg gula pasir, 28 bungkus mie instan, 1 bungkus kecap, 1 bungkus teh celup. Sumber dana saat ini masih berasal dari donatur dan ke depannya kampus juga akan menggelontorkan dana dalam membantu mahasiswa.

Bruder Yohanes Sarju, SJ, M.M. selaku Ketua LKM USD menuturkan bahwa kondisi seperti sekarang ini nampaknya tidak akan berhenti dalam beberapa minggu. Bahan sembako yang diberikan ke mahasiswa untuk jangka dua minggu ke depan, untuk dua minggu berikutnya mahasiswa juga akan masih merasa kesulitan. USD telah memberikan lampu hijau misalnya untuk pembelian berbagai macam kebutuhan seperti bahan sembako, dan pihak kampus akan terlibat secara langsung untuk menyediakan pembelian kebutuhan untuk ke depannya. Pembagian sembako ini sudah dimulai sejak tanggal 2 April 2020 hingga sekarang. Bahkan di tanggal merah sekalipun tetap diadakan demi memberikan pelayanan kepada mahasiswa yang membutuhkan. Sampai hari ini Jumat, 17 April 2020 telah dilayani sebanyak 871 mahasiswa (871 paket sembako).

Lebih lanjut Bruder Sarju mengatakan bahwa kegiatan ini melibatkan beberapa mahasiswa relawan yang dengan secara sukarela memberikan pelayanan membagikan bahan sembako ini untuk teman-teman mahasiswa. Mahasiswa relawan tersebut antara lain adalah Stanislaus Dio Zevalukito, Andi Suryadi, Dyah Andriyani, dan Arya Nugraha. “Teman-teman relawan ini sungguh mempunyai semangat yang luar biasa untuk meringankan beban teman-temannya (mahasiswa yang membutuhkan). Mereka memberikan pelayanan full-time dari mengadministrasikan, packing, dan menghubungi mahasiswa satu per satu.” ujar Bruder Sarju. Namun terdapat kendala dalam kegiatan ini yaitu banyaknya nomor telpon mahasiswa yang sudah tidak aktif ketika dihubungi, sehingga ketika mahasiswa tersebut dipanggil untuk mengambil sembako, mereka tidak datang. Bruder Sarju juga berharap semoga kondisi seperti ini cepat membaik sehingga dapat kembali normal, serta masyarakat hendaknya mentaati untuk bersikap seperti yang telah pemerintah anjurkan yaitu terkait social distancing serta menggunakan masker. Bagaimanapun juga harus menjaga kesehatan dan fisik kita agar tetap sehat, terpenuhi dari segi nutrisi dan kebutuhan minum cukup karena apabila kondisi tubuh bagus dapat menangkal virus yang masuk ke dalam tubuh. Di samping itu agar teman-teman dapat kuliah dengan berbagai keterbatasan tapi tetap bisa menjalankan kuliah dengan usaha yang optimal. Dan kita mencoba memberi dukungan dengan cara yang bisa kita lakukan. (DM & DBS)

—–
https://www.usd.ac.id/berita.php?id=4245#gsc.tab=0

Read More

Kongres ke-37 Memutuskan Kepemimpinan APTIK yang Baru

Kongres APTIK ke-37 yang dilangsungkan di di Madiun 13 Maret 2020 dengan tuan rumah Universitas Widya Mandala  Surabaya Kampus Madiun telah menghasilkan keputusan penting di antaranya adalah pergantian kepengurusan. Suksesi Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) resmi beralih dari Romo Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ (2017–2020) kepada Bapak BS. Kusbiantoro dari Universitas Parahyangan Bandung untuk periode 2020–2023.

Dalam sambutannya, Romo Paulus Wiryono memaparkan sejumlah program yang telah sukses direalisasikan selama dirinya menjabat Ketua APTIK periode 2017–2020. Misalnya, APTIK Peduli Mentawai. Program itu berupa pemberian beasiswa kepada putra-putri Mentawai yang ingin kuliah di PT dibawah naungan APTIK. ‘’Total ada sebanyak 147 mahasiswa asal Mentawai yang telah mendapatkan beasiswa kuliah,’’ ujarnya.

Program lainnya yang dinilai sukses adalah pemberdayaan PT anggota APTIK dalam meningkatkan akreditasi. Saat ini hampir semua PT dibawah naungan APTIK telah berakreditasi A dan B. ‘’Kami juga memberikan beasiswa bagi dosen yang ingin melanjutkan studi di PT anggota APTIK,’’ imbuh Romo Wiryono.

Menurutnya, capaian program yang terealisasi semasa kepemimpinannya sekitar 80 persen. Selanjutnya, Romo Wiryono berpesan agar seluruh anggota APTIK bekerja keras meningkatkan kualitas pendidikan Tanah Air. ‘’Karena ini dampaknya sangat terasa, maka ke depan program-program harus dikembangan dengan maksimal,’’ harapnya.

Secara terpisah, Bapak BS. Kusbiantoro yang terpilih sebagai ketua APTIK baru untuk periode 2020–2023 memastikan bakal melanjutkan program yang sebelumnya telah berjalan dengan baik. ‘’Kembali pada visi-misi APTIK, hal terpenting adalah apa yang bisa diberikan kepada masyarakt Indonesia di berbagai bidang kehidupan dan segala sektor,’’ katanya.

Pak Kusbiantoro mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang didera berbagai macam isu. Untuk itu, dia berharap APTIK bisa berperan mengembalikan jati diri masyarakat. ‘’Dengan begitu, masyarakat tidak akan terombang-ambing dalam perubahan besar yang kini sedang terjadi,’’ ungkapnya.

Selain itu, dia juga mengingatkan tentang pentingnya saling menghormati keberagaman. Baik itu soal kehidupan maupun pendidikan. ‘’Semisal ingin mengembangkan bahan makanan pokok padi. Di Indonesia tidak hanya beras, namun ada jagung, sagu dan masih banyak lagi. Semua harus kita kembangkan,’’ papar Kusbiantoro.

Di samping itu, Pak Kusbiantoro mengatakan untuk menuju tujuan utama diperlukan komunikasi dan kerja keras seluruh anggota APTIK. Sebab, pihaknya dituntut untuk meneruskan jaringan mengenai pendidikan tinggi. Selain itu, tentang pengabdian dan penelitian serta digital learning. ‘’Kami berharap semoga bisa memberikan kontribusi lebih ke masyarakat,’’ pungkasnya.

Selain memilih ketua, pengurus dan penerimaan anggota APTIK baru, juga membahas sejumlah program ke depan. Ketua Yayasan Widya Mandala Madiun Romo Boedi Prasetijo, sebagai tuan rumah mengatakan, selain suksesi kepemimpinan kongres juga memutuskan beberapa hal terkait dengan rencana program kerja dan kegiatan APTIK yang akan datang serta menyetujui kesepakatan-kesepakatan yang dibicarakan di dalamnya.

Selain agenda Kongres ke-37, pada tanggal 14 Maret 2020 seluruh ketua yayasan yang hadir diajak belajar bersama mengenai tata kelola Yayasan, yang pada kesempatan ini mengambil tema “Penyatuan dan Penggabungan Perguruan Tinggi Katolik sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi.”

 

 

Read More