SEMARANG – Civitas Academica Unika Soegijapranata meluncurkan buku 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat yang ditulis oleh 21 dosen dalam 21 hari, juga secara daring, Senin (13/4). Tulisan para dosen itu terkait mode pembelajaran daring yang mereka lakukan sejak kampus memberlakukan kebijakan membatasi pertemuan guna memotong rantai penyebaran Covid-19.

Rektor Unika Soegijapranata, Prof Ridwan Sanjaya MS IEC mengatakan para penulis buku itu terdiri atas dosen junior maupun senior, dosen tetap maupun tidak tetap, serta generasi baby boomer sampai dengan Gen-Y dari berbagai fakultas di kampusnya. Dari sisi infrastruktur dan sistem penjaminan mutu pembelajaran daring Prof Ridwan mengatakan di Unika Soegijapranata terbilang siap.

Namun perbedaan generasi, kebiasaan, dan bidang keilmuan, menjadikan refleksi masing-masing dosen bisa berbeda satu sama lain. Motivasi, strategi, dan kontemplasi atas aktivitas pembelajaran daring disebut Prof Ridwan menjadi output dari ke-21 refleksi tersebut. “Bukan hanya soal kemampuannya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran daring, tetapi juga refleksi akan nilai-nilai kemanusiaan yang dicoba untuk di Isersikan ke dalam pembelajaran daring. Selain itu juga praktik integritas yang mungkin sulit dilakukan dalam kondisi darurat, usaha-usaha untuk tampil prima dalam kondisi darurat, maupun strategi-strategi yang disusun berdasarkan keilmuan masing-masing dosen dalam menjalankan pembelajaran daring,” papar Prof Ridwan.

Semua refleksi tersebut juga dikatakan sekaligus menggambarkan seberapa besar kecintaan dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Lalu juga disebut Prof Ridwan sebagai orangtua bagi mahasiswanya di kampus, maupun tauggung jawabnya sebagai pendidik professional kepada stakeholder.

“Melalui ke-21 tulisan ini semoga dapat menjadi bahan literasi maupun refleksi dalam menjalankan peran kita masing-masing ketika kondisi darurat menghadang. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi semua pihak untuk melihat kembali pergulatan batin dosen-dosen semasa Kondisi Luar Biasa (KLB) Covid-19 menerjang Indonesia,” tandas Prof Ridwan.

►Suara Merdeka 14 April 2020 hal 10