HIDUPKATOLIK.COM – Pemilihan Umum adalah tindakan penting. Lebih dari pada sekadar masuk kamar kecil untuk menusuk kartu suara. Dalam kita memilih mau menusuk gambar siapa, penting sekali kita “memilah gambar, memilih pribadi orang atau partai yang menawarkan diri serta mengerti pandangan di baliknya atas dasar sikap batin yang dimiliki oleh pribadi” yang diyakininya: sejauh manakah sesuai dengan pilihan hati dan budi kita masing-masing. Dalam banyak bahasa, Pemilihan Umum adalah “Discernment Publik” yang layak untuk di-serius-i.

DISCERNMENT mengajak kita bertindak sungguh-sungguh sehingga tidak memperlakukan langkah-langkah menuju pengambilan keputusan beberapa detik itu sebagai “lelucon”, yang meremehkan pidato atau pendirian lawan politik, apalagi calon presiden atau wakilnya. Sebabnya men-tertawa-kan atau mem-per-lucu pendapat partner, dapat saja dilakukan dalam ILK (Indonesia Lawak Klub), yang sering kali bahkan amat serius dilakukan Cak Lontong. Namun Ini Latihan Kabinet (ILK), yang menunjukkan dangkal-semu-nya pengabdian, yang dijanjikan seorang calon pemimpin, yang ditampilkan di depan umum.

PERASAAN. Sejak 1924-1928, ketika orang muda mengatasi perbedaan kesukuan dan men-discern apa yang benar2 menyatukan Nusantara, sebagaimana dimulai di Lapangan Banteng Utara untuk berpadu dalam Sumpah Pemuda. Mereka tidak main-main dan bergurau, sehingga mendukung Soekarno Hatta menuju Proklamasi Kemerdekaan dengan penuh semangat. Ketika memuncakkannya, mereka mengatasi PERASAAN terhadap Belanda dan Jepang serta Inggris: menjunjung tinggi DISCERNMENT menjadikan Nusantara suatu Negara Kesatuan.

PERASAAN itu diteguhkan oleh pengembangan pemikiran AKAL BUDI, yang jernih dan sistematis; bukan mencampur-adukkan pemahaman linguistis, seakan-akan pemelesetan ilmiah dapat menguatkan perdebatan rasional. Dengan demikian, pembelokan diskusi menjadi Ide Lucu Keprimitifan (ILK) tidak mau kita serahkan kepada pemimpin-semu, yang memiringkan kesungguhan Pemilihan menemukan Pemuka Indonesia menyongsong Pesta Indonesia Laju Kebangsaannya (ILK 2045).

Dalam Discernment perlulah seluruh rakyat secara lahir dan batin diundang untuk memikirkan masak-masak, sejauh manakah TINDAK LANGKAH calon pemimpin yang akan kita pilih itu sungguh berbekal ketulusan dalam teguh merdeka, jujur bicara, tidak menutupi jejak langkah seberapa pun dalam mengabdi masyarakat: baik dalam menodai hidup sesama maupun menyanggah hak sesama dipilih mengabdi masyarakat, dalam lingkup nasional, daerah perkotaan maupun administratif. Pen-cermat-an tindak langkah kita bersama dalam mengabdi negara maupun keluarga kita, bukanlah masalah kecil, apabila seseorang mau mengabdi negara, dengan segala liku-likunya.

DISCERNMENT PENUH. Seseorang seperti Gus Dur boleh ditoleh sebagai Pemuka Bangsa, yang kerap kali memperlihatkan DISCERNMENT yang utuh: bagaimana secara jasmaniah di bebenah, secara kekeluargaan setia, secara lingkungan maupun perkampungan setia kepada rekan sebangsa dari iman dan etika apa pun; menengadah kepada Allah yang melimpahkan berkah bagi bangsa kita seluruhnya. Dalam tekad itu, marilah kita menyiapkan diri sendiri maupun kelompok kita untuk berani menghadap Tuhan: lihatlah Tuhan hati kami, curahilah kami dengan Ruh, yang Mahakudus: supaya discernment kami tulus dan utuh.

Oleh Romo B.S. Mardiatmadja SJ, Guru Besar STF Driyarkara, Jakarta